Minggu, 06 Januari 2013
In:
Kebumian
Iklim
Sirkulasi global
Kondisi bumi kita dikelilingi oleh
dua hamparan yang sangat luas yaitu hamparan udara dan hamparan lautan, dimana
keduanya berada dalam keadaan tetap bergerak, yang dibnagkitkan oleh energi
dari matahari dan gata gravitasi bumi. Gerakan-gerakan tersebut saling
berhubungan, dimana angina memberikan energinya ke permukaan laut, sehingga
menghasilkan arus laut dan membawa energi panas dari satu lokasi lainnya,
mengubah pola temperature permukaan bumi dan juga mengubah sifat-sifat fisis
udara di atasnya.
Perairan Indonesia
merupakan satu dari pemain utama dalam pergerakan massa air global. Perubahan yang terjadi pada
pola pergerakan massa
air global ini akan mempengaruhi iklim dunia.
Iklim Global
Secara langsung
maupun tidak langsung, angin dan awan di permukaan bumi terkait dengan
matahari. Panas dari matahari menghasilkan perubahan temperature bumi, yang
mengarah pada perbedaan temperature dan tekanan akibat siklus siang dan malam.
Perbedaan temperature ini juga menyebabkan pergerakan angina yang selalu
bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Laut menjdi tempat penyimpanan
panas matahari dan arus laut global menggerakkan energi yang tersimpan
menyebabkan iklim global. Secara singkat iklim bisa dikatakan sebagai rata-rata
dari cuaca. Memperkirakan cuaca untuk jangka waktu lebih dari beberapa hari
sanagatlah sulit karena ketidakpastian yang tinggi, sebaliknya memperkirakan
perubahan iklim yang disebabkan oleh perubahan komposisi atmosfer tau
factor-faktor lain secara umum relative bisa dilakukan.
Laut mempunyai pengaruh yang sangat
kuat terhadap iklim di bumi terutama dalam menyerap energi matahari dan
mendistribusikannya kembali ke seluruh bagian bumi dalam bentuk arus air.
Perubahan dalam pola arus air baik hangat maupun dingin menyebabkan kekacauan
iklim, seperti kekeringan, kebakaran hutan.
Laut dan ketersediaan air
Lebih kurang terdapat 425.000.000
meter kubik air menguao dari samudera di seluruh dunia dalam satu tahun. Dari
jumlah ini, sebanyak 93.000.000 meter kubik jatuh ke bumi sebagai air hujan dan
salju, kemudian kemabli ke samudera melalui suangai-sungai. Aliran air dari
sungai ini berubah sepanjang waktu akibat dari kegiatan manusia di bumi.
Contohnya, pemanasan global menyebabkan es mencair di kawasan tundra dan menaikkan
volume air tawar yang masuk ke samudera Arktik. Hal ini mengakibatkan penurunan
salinitas dan berpotensi menganggu pola sirkulasi samudera secara global.
Korbet (2006) melaporkan bahwa
selama musim panas 2002, di Greenland terjadi pencairan di daerah-daerah yang
selama ratusan bahkan ribuan tahun tak pernah terlihat aliran air. Pencairan es
tersebr tentu di sampping akan mengubah volune air yang mengalir ke laut, juga
secara fisik dan kimiawi akan mengubah kualitas laut. Terdapat dua versi
pendapat dalam melihat kenaikan permukaan air laut yaitu ekspansi manusia dan
pencairan es yang menjadi factor terpenting dalam kenaikan permukan air laut.
Apabila pendapat pencairan es benar maka kenaikan permukaan air laut menjadi
factor bencana terbesar bagi kehidupan manusia, yaitu berupa badai topan,
banjir dan hujan .
Fenomena Pemanasan Global
Iklim di bumi sangat dipengaruhi
oleh kesetimbangan dalam bentuk radiasi gelombang pendek. Sebagian radiasi
gelombang pendek yang dipancarkan oleh bumi diserap oleh –gas-gas tertentu di
atmosfer yang disebut gas rumah kaca, selanjutnya gas rumah kaca meradiasikan
kembali pansa tersebut ke bumi. Mekanisme ini disebut efek rumah kaca. Gas efek
rumah kaca di atmosfer juga memaksa iklim untuk melalui ambang batas toleransinya,
sehingga apabila hal ini terjadi maka iklim akan berubah secara drastik dan akan mengubah sistem-sistem
dinamika alam yang sudah ada. Gejala pemanasan terlihat dari peningkatan suhu
lautan, kenaikan permukaan air laut, pencairan es dan salju di belahan bumi
utara yang berkurang hingga mempengaruhi perubahan iklim.
Kenaikan suhu udara di bumi
berdampak pada peningkatan suhu air laut dan secara tidak langsung menambah
volume air laut di samudra. Sejal isu pemanasan global dan perubahan iklim
dicetuskan dalam bentuk kerjasama internasional, ternyata belum ada aksi nyata
yang sudah di implemenntasikan, artinya aktivitas umat manusia yang berdampak
pada pemanasan global dan perubahan iklim sampai saat ini masih berlangsung.
Fenomena perubahan iklim juga bukan hanya terjadi pada saat ini, tetapi terjadi
beberapa kali dalam skala global maupun regional.
Permasalahan yang sering sekali
muncul dari dampak peubahan iklim ini adalah terganggunya kehidupan manusia dan
sekaligus merusak lingkungan sekitar. Masalah yang sering terjadi adalah di
kawasan pesisir adalah fenomena kenaikan permukaan air laut atau lebih dikenal
dengan sea level rise sebagai akibat dari pencairan es di kutub karena
pemanasan global. Peningkatan kegiatan manusia terutama kegiatan transportasi,
industri, pembangunan gedung-gedungyang hamper seluruhnya tertutup kaca
akhir-akhir ini akan mengakibatkan peningkatan efek rumah kaca. Satu dari
akibat peningkatan efek rumah kaca tersebut adalah terjadi pemanasan suhu di
bumi. Pemanasan global disebabkan oleh timbunan gas-gas rumah kaca seperti
karbon dioksia, metana, nitrat oksida, dan cloroflourocarbon
(CFC) di atmosfer. Panas dari matahari terperangkap oleh timbunan ini, sehingga
menimbulkan peningkatan suhu.
Pemanasan global secara umum
disebabkan oleh dua hal: pmbakaran bahan baker fosil dalam industri,
mobil, pembangkit listrik, dan
sebagainya; dan emisi berbagai gas dari kegiatan industri termasuk juga
penggunaan serta pembuatan CFC. Dampak potensial dari pemanasan global amat
besar dan mempunyai akibat besar bagi semua kehidupan di bumi. Kisaran
ketidakpastian dalam analisis ilmiah, sampai saat ini masih tidak
memungkinkan untuk kita menyatakan
dengan tepat apa dampak yang kelak terjadi atau apa yang akan dirasakan, bahkan
pada tingkat global.
- Perubahan Iklim merupakan bagian dari ISU HAM?
Perubahan iklim sudah menjadi isu global yang sedang
hangat diperbincangkan. Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak
dapat dibayangkan jika perubahan iklim harus dialami terus menerus tanpa ada
penanggulangannya. Begitu banyak dampak yang terjadi yang menyebabkan kerugian
material dan non material. Dampak perubahan iklim akan mempengaruhi sektor dan
cakupan daerah yang sangat luas. Sektor
dan daerah umumnya merupakan sistem alami maupun sistem buatan manusia (man-made). Sistem alami meliputi
berbagai bentuk lahan dan ekosistem, seperti pantai berpasir, pantai berbatu,
tebing, daratan pasang surut, terumbu karang dan lahan basah termasuk mangrove.
Sistem alami ini akan merespons pemunculan kenaikan permukaan air laut dan
perubahan iklim secara alami, dimana suatu sistem rusak atau bahkan pada
kondisi terburuk akan lenyap. Pada sistem buatan manusia, kota-kota besar
terutama di wilaayah pesisir dan biasanya kepadatan penduduk di daerah pesisir
ini lebih tinggi daripada di daerah hulu. Seperti di Indonesia,
diperkirakan 60% populasi berada di daerah pantai. Beberapa fasilitas manusia
pun tak luput dari dampak perubahan iklim di masa yang akan datang.
Perubahan iklim berimbas pada banyak sektor tak terkecuali
pada kehidupan manusia terutama. Banyak masyarakat yang harus hidup dibawah
standar kelayakan hidup , akibat bencana yang timbul dari perubahan iklim.
Misalnya banjir, kekeringan, badai, tanah longsor, dan semua bencana yang
datang tiba-tiba dan menyebabkan kerugian yang besar bagi masyarakat. Standar
hidup yang tidak layak disini maksudnya adalah tempat tinggal yang belum
permanen dan tidak layak, ketersediaan air bersih, dan stok pangan yag
terbatas. Misalnya di Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di
dunia yang sebagian daratannya berupa
pulau-pulau, akibat perubahan iklim dan pemanasan global menyebabkan ada
beberapa pulau-pulau kecil yang hilang akibat abrasi dan kegiatan pertambangan
pasir yang tidak terkendali. Selain itu, akibay penngkatan muka air laut di
kabupaten Indragiri Hilir provinsi Riau, telah terjadi kenaikan permukaan air
laut, sehingga menyebabkan terjadi instrusi air laut ke lahan perkebunan kelapa
rakyat di pulau-pulau kecil yang luasannya mencapai 57.850 hektar (Disbun Inhil,
2008).
Kenaikan permukaan air laut akibat dari perubahan
iklim dan pemanasan global dapat menyebabkan wilayah pesisir terutama terendam,
pulau-pulau kecil tenggelam, erosi pantai, abrasi pantai, instrusi air laut
serta kerusakan infrastruktur pemukiman penduduk. Di samping itu, juga
penurunan produktivitas perikanan dan pertanian, terjadi pengungsian penduduk,
sumber air bersih sulit, frekuensi dan intensitas banjir meningkat, luas
daratan berkurang dan ancaman terhadapa aktivitas kegiatan sosial ekonomi
masyarakat terancam.
Di samping itu, ekosistem terumbu karang dan
lingkungan pada umumnya akan terganggu. Pencemaran dari sungai ke laut akan
meningkat karena tidak ada filter bahan pencemar (pollutant) serta kegiatan
budidaya pun akan terancam dengan sendirinya. Pada kondisi sosial ekonomi
sendiri, akibat infrastruktur yang terganggu maka dapat menghentikan aktivitas
proses produksi. Demikian juga proses pemasaran, proses pengolahan hasil dan
kegiatan perekonomian lainnya. Kondisi tersebut akan memberikan dampak sosial
dan ekonomi yang sangat besar dalam rangka penurunan tingkat kesejahteraan
masyarakat di wilayah tersebut.
- Upaya-upaya antisipatif dalam menghadapi perubahan iklim global.
-
program
mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim, baik secara structural dan non
structural. Istilah mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan untuk
mengurangi risiko atau dampak akibat bencana baik oleh alam maupun manusia,
sedangkan mitigasi dan adaptasi dalam perubahan iklim sama-sama ditujukan untuk
mengurangi dampak perubahan iklim. Mitigasi bencana secara struktural adalah upaya
yang dilakukan secara protektif, yaitu dengan membuat bangunan pantai yang
secara langsung melindungi infrastruktur. Sedangkan secara non struktural
hádala upaya yang dilakukan bersifat perencanaan, penyadaran, penataan ruang,
dsb.
-
Penataan
ruang wilayah, adanya pembagian yang jelas antara kebutuhan ruang bagi
pemukiman, sempadan pantai, ruang terbuka hijau, sehingga tidak ada
ruang/wilayah yang pemanfaatannya melebihi dari fungsi ruang itu sendiri.
-
Pengendalian
pencemaran baik di laut dan di darat.
-
Penanaman
vegetasi dan konservasi kawasan jenis, bertujuan untuk melestarikan fungsi
habitat .
-
Kerjasama
tingkat regional dan internasional
-
Perencanaan
dan pengeloloaan wilayah dalam jangka panjang
-
Membatasi
emisi karbon dioksida dengan menggunakan
alat transportasi alternatif
-
Daur
ulang (recycle) dangunakan ulang (reuse)Kalkulasi yang dilakukan di California menunjukkan bahwa
apabila proses daur ulang dapat diterapkan hingga di level negara bagian
California, maka energi yang dihemat cukup untuk memberikan suplai energi bagi
1,4 juta rumah, mengurangi 27.047 ton polusi air, menyelamatkan 14 juta pohon,
dan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga setara dengan 3,8 juta mobil.
Daftar pustaka:
Numberi,
Fredi. 2009. Perubahan Iklim
Impilikasinya terhadap Kehidupan di Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Citakreasi Indoonesia, Jakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar