Minggu, 06 Januari 2013
In:
Morning Spirit
Ada Ganti Pahala yang Besar dan Pembersihan Dosa
Allah ingin memberikan pahala besar dan ingin menghapuskan dosa-dosa kita. Rasullulah bersabda, " Ketika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, Dia mengujinya dengan musibah, ketika Allah menguji hamba-Nya, Dia memberatkannya." Saat para sahabat bertanya maksud dari " memberatkannya", Rasulullah bersabda," Allah tidak meninggalkannya baginya keluarga dan harta".(HR. Thabrani).
Ummul Mukminin Aisyarh ra, meriwayatkan bahwasanya Rasulullah bersabda, "Ketika dosa seorang hamba sudah sedemikian banyak, dan tidak ada sesuatu pun yang dapat menghapusnya, maka Allah mengujinya dengan kesusahan agar dosanya terhapuskan." Abu Musa Al Asya'ari meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda," Umatku umat yang dirahmati, di mana tidak ada atas mereka siksaan di akhirat . Siksaan mereka di dunia berupa bencana, gempa dan pembunuhan."(HR. Ahmad).
Musibah itu meski di baliknya ada kepedihan, penderitaan dan tangis akan tetapi ia juga layaknya untuk disyukuri. Karena hadist-hadist sebelumnya mengemukakan bahwa rasa sakit itu akan menjadi penebus dosa bagi dosa-dosa kita serta membawa pahala yang begitu besar untuk menjamin keselamatan kita di akhirat. Siapapun, jika ia seorang yang berakal tentu akan memilih untuk penderitaan di dunia daripada mendapatkan penderitaan di akhirat, karena penderitaan di akhirat adalah penderitaan yang tak terkira pedih dan lamanya. Penderitaan di dunia adalah penderitaan hanyalah penderitaan yang ringan dan singkat. Ketika kita mati, maka penderitaan itu pun akan lenyap bersama kematian kita. Namun, di akhirat penderitaan itu abadi dan terus berulang.
Suatu saat nanti di akhirat sana, orang yang akan mendapatkan penderitaan di dunia akan menjumpai orang-orang di sekitarnya cemburu dan iri kepadanya. Sebabia telah selamat dari azab Allah sementara yang lain akan baru merasakannya. Imam Tarmidzi meriwayatkan dari Jabir ra secara marfu', dimana ia berkata," Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dicabik-cabik ketika di dunia karena iri melihat pahala orang-orang yang tertimpa cobaan.
Ibnul Qayyim Al Jauziyah, pernah berkata bahwa seorang hamba justru bisa menjadi sangat sibuk merasakan kasih sayang Allah, saat dia menghadapi penderitaan yang berat. Dia berpikir seperti itu karena yakin bahwa itu adalah pilihan terbaik yang ditetapkan Allah untuknya. Subhanallah....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar