Senin, 03 Februari 2014
In:
Human Interest
Sekedar Fiksi bukan Friksi
Yang Kuharap,Kunanti
Dia...
ya dia yang selama ini aku damba,menjadi harapan jiwa. Setelah
datangnya bayangmu dan berharap akan menyentuh jiwa ini,mencoba
menghanyutkan segalanya,dan yang kucari selama ini hanyalah dirimu.
Kucoba mengungkapkan rasa ini berhari hari namun kurasa ku tak
yakin,melihatmu pun ku tak sanggup apalagi berbicara,memang begitu berat
bagiku. Mungkinkah hatimu akan kau buka untukku sedikit saja agar kau
tahu betapa besar harapanku. Kelak suatu saat nanti semua kan terjadi.
Aku dan Sahabatku
Awalnya
ku tak mengerti apa yang kau minta dan mengapa kau mengajaku kesuatu
tempat yang ramai ini. Seharusnya kau juga tahu bahwa semenjak di SMA
dulu,aku adalah seorang yang pendiam dan suka menyendiri dan tak suka
keramaian apalagi mengenai hal seperti ini, aku tak begitu pandai. Setelah lama kita menunggu akhirnya datanglah seorang wanita mengenakan kemeja orange sambil menenteng tas bermotif lurik berjalan mendatangi kami,paras cantiknya keluar dan bersinar saat itu,iya.. dia adalah pujaan hatiku selama ini dan kau juga adalah sahabat terdekatnya.
Malam itu juga kau memaksaku untuk lebih dekat dengannya, entah apa
yang ada didalam pikiranku namun rasa takut ini selalu menghalangiku dan
kurasa juga belum saatnya,mungkin nanti.. ya nanti hingga aku dan dia
memiliki suatu rasa yang sama. malam itu kami pun mengikuti suasana
obrolan kami hingga larut.
Sudah
3 bulan lamanya aku dan dia lumayan dekat namun 2 minggu belakangan ini
dia sulit dihubungi kurasa dia agak berbeda dari yang biasanya.
Setangkai bunga mawar putih kusiapkan untuk menyambut dia tiap kali
datang, berjam jam ku menunggu balasan darimu akhirnya tanpa rasa ragu
malam itu ku mencoba menghampiri rumahnya. Sesampai di mulut gang
rumahnya kulihat ada sebuah motor yang tak asing bagiku.
Benar saja kudapati dia duduk bersama laki laki yang menggenggam
tangannya yang tidak lain adalah sahabatku sendiri yang sudah kukenal
baik semenjak disekolah dan yang telah pertemukan hati kami hingga bisa saling mengenal lebih jauh. Suasana pun menjadi hening kami saling menatap, keringat pun mulai bercucuran. Mereka pun mencoba menjelaskan sesuatu yang mereka anggap benar, Namun hati ini terlanjur luluh lantah hancur tak berarti
Tak kusangka sebetulnya kau sendiri mengharap cinta darinya,kau tikam hatiku disaat ku bahagia. Entah
apa yang mereka katakan, aku seperti berada disebuah perahu yang
tadinya megah namun sekarang hanya tinggal kerangka. Malam itu juga ku
pulang, bintang pun enggan menemani, meratap perihnya hati ini tersiksa
sepi sendiri
Tentu
sangat menyakitkan menerima kenyataan ini,Namun kucoba bertahan walau
tiada kau akhiri segitiga ini yang penuh dengan dusta. Dan saat ini dia
bahagia telah berdua bersama sahabatku, andaikan dia tahu disini ku
terluka hati. Kurelakkan dia wahai sahabat jika engaku memang
mencintainya. Kuingin agar kau tetap setia dan menjaganya, jangan
sampai.. jangan sampai hatinya sakit dan terluka seperti hatiku ini. Ya
inilah aku.. aku seorang penyendiri yang senantiasa tetap tersenyum
walau hati dirundung luka, Tenang sahabat aku takkan membunuhmu,hatiku
sudah ikhlas memaafkanmu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar