Selasa, 08 Januari 2013
In:
Human Interest
Refugee di Indonesia
1.Siapa refugee yang ada di
Indonesia?
Menurut data United
Nations High Commissioner for Refugee (UNHCR), hingga bulan Juni 2009 tercatat
ada 1.928 orang migran masuk ke Indonesia. Dari data tersebut terdapat 441 orang
sebagai pengungsi dan 1.478 orang pencari suaka. Lebih lanjut, UNHCR mencatat
lima negara asal pencari suaka dan pengungsi yang masuk ke Indonesia yaitu Afghanistan (1.200 orang), Myanmar (300
orang), Irak (282 orang) dan sisanya dari negara Sri Lanka dan Somalia. Beberapa
kasus pengungsi yang terjadi di Indonesia juga berasal dari negara seperti Iran, Bangladesh, India, Suriah,
Nigeria, Mesir dan Timor-timor meski jumlahnya tidak signifikan.
2. Dimana persebaran refugee yang
ada di Indonesia?
Menurut data United
Nations High Commissioner for Refugee (UNHCR), hingga bulan Juni 2009 , pusat
penyebaran refugee di Indonesia ada di beberapa daerah seperti Jakarta (908 orang),
Aceh (265 orang), Bogor (254 orang), Mataram (174 orang) dan di daerah lainnya
100 orang. Para migran masuk ke Indonesia melalui jalur laut. Tidak jarang
mereka kehabisan bekal atau perahu mengalami kerusakan sehingga tidak mampu
meneruskan perjalanan. Hal inilah yang
menyebabkan para migran transit ke Indonesia dan terjaring oleh polisi sebagai
migran gelap dan ditahan. Beberapa kasus
juga ditemukan bahwa para migran ini sengaja transit ke Indonesia untuk melanjutkan
ke negara Australia melalui agen di Jakarta dan Bali. Fungsi agen ini adalah untuk
mengantar atau menyediakan kapal semacam perahu yang mampu mengantar mereka masuk ke
wilayah perairan Australia.
3. Apa yang dihadapi oleh refugee
di Indonesia?
Migran
/ pencari suaka yang ditahan di indonesia merupakan migran ilegal mereka
ditahan karena tidak memiliki izin resmi dan tidak dilengkapi surat-surat
resmi. Konsekuensi para migran yang tertangkap oleh pihak migrasi adalah pilihannya
mereka dipulangkan ke negara asal atau menunggu persetujuan dari negara ketiga
yang akan mereka tinggali jika permohonan suaka ditolak.
Para migran yang terlanjur masuk ke Indonesia,
tidak bisa bekerja di indonesia karena mereka illegal. Mereka ditahan oleh
kantor imigrasi biasanya mereka ditempatkan di sebuah rumah yang biasanya
disebut rumah komunitas sembari mengharap pengajuan suaka mereka dikabulkan.
Namun proses tersebut sangatlah lama butuh berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun, sehingga mereka di tempat atau rumah pengungsian sering merasa
bosan dan frustasi. Anak-anak mereka tidak bisa sekolah dan mereka hidup dari
uang santunan dari UNHCR dan lembaga-lembaga migrasi yang jumlahnya sangat
terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka harus sangat berhemat.
Kebanyakan mereka menjadi sterss karena para
pengungsi yang berusia muda tidak bisa melakukan apa-apa akibat statusnya
ilegal. Biaya hidup yang diberikan dari lembaga kadang tidak mencukupi biaya
hidup mereka terutama mereka yang tinggal di jakarta yang dikenal dengan biaya
hidupnya yang tinggi. Mereka terpaksa makan makanan seadanya dan tidak jarang
mereka sakit-sakitan. Banyak refugee dari somalia atau dari negara afrika
lainnya seperti nigeria yang cenderung menutup
diri dari warga lokal, karena mereka di cap buruk akibat seringnya warga afrika atau nigeria
yang tertangkap menyelundupkan obat-obatan terlarang. Inilah yang menyebabkan
mereka tidak bebas bergerak di masyarakat. Tapi ada juga yang selama di tampung
di indonesia mampu berintegrasi dengan warga lokal, misalnya ikut dalam
kegiatan remaja kampung, di masjid, atau bahkan bermain olahraga seperti
sepakbola, ada juga yang menikah dengan perempuan indonesia. Tapi tetap saja
keinginan para imigran ini adalah bisa memulai hidup baru dengan lebih baik di
negara yang mereka tuju yaitu di negara pemberi suaka seperti di Australia.
Tempat
tujuan migran pencari suaka kebanyakan di sumatra di riau , tanjung pinang,
sumatera utara/medan, puncak jawa barat
Mereka
masuk lewat indonesia kapal mereka rusak di perairan indonesia, dan masuk ke
indonesia sebagai tahanan, biasanya mereka membayar agen di jakarta dan bali.
.
Indonesia tidak bisa semata-mata menganggap mereka adalah pengungsi karena tidak menandatangani konvensi
jenewa, sehingga indonesia mengatasi para pencari suaka tersebut dengan
dipulangkan. Para migran tesebut tidak bisa bekerja di indonesia karena mereka
illegal, sehingga dalam proses ditahan oleh kantor imigrasi biasanya mereka
ditempatkan di sebuah rumah yang biasanya disebut rumah komunitas sembari
mengharap pengajuan suaka mereka dikabulkan. Namun proses tersebut sangatlah
lama butuh berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sehingga mereka di tempat atau
rumah pengunsian sering merasa bosan dan frustasi..
Anak-anak
tidak bisa sekolah,,, dan mereka hidup dengan uang yang diberikan dari unhcr
atau dari lembaga-lembaga pengungsi untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
yang jauh dari cukup. Mereka harus ssangat berhemat..kebanyakan mereka menjadi
stress karena para pengungsi yang berusia muda tidak bisa melakukan apa-apa
akibat statusnya ilegal. Biaya hidup yang diberikan dari lembaga kadang tidak
mencukupi biaya hidup mereka terutama mereka yang tinggal di jakarta yang dikenal
dengan biaya hidupnya yang tinggi. Mereka terpaksa makan makanan seadanya dan
tidak jarang mereka sakit-sakitan. Banyak refugee dari somalia atau dari negara
afrika lainnya seperti nigeria yang cenderung menutup diri dari warga lokal, karena mereka merasa dianggap dengan cap buruk
akibat seringnya tertangkapnya warga afrika atau Nigeria yang
menyelundupkan obat-obatan terlarang. Inilah yang menyebabkan mereka tidak
bebas ruang geraknya di masyarakat. Tapi ada juga yang selama di tampung di
indonesia mampu berintegrasi dengan warga lokal, misalnya ikut dalam kegiatan
remaja kampung, di masjid, atau bahkan bermain olahraga seperti sepakbola ada
juga yang menikah dengan perempuan indonesia.. Tapi tetap saja keinginan para
imigran ini adalah bisa memulai hidupp baru dengan lebih baik di negara yang
mereka tuju yaitu di negara pemberi suaka.
Pilihannya
mereka dipulangkan ke negara asal atau menunggu persetujuan dari negara ketiga
yang akan mereka tinggali jika permohonan suaka ditolak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
What a pity they are.. :(
they have to be patient and never forget to always pray to god.. :)
Posting Komentar